Rabu, 20 Juni 2012

Radio Rodja

0 komentar
Benar-benar hadir untuk dunia

Sekarang tidak ada lagi alasan untuk tidak ngaji karena kini tidak hanya yang ada di JaBoDeTaBek bisa langsung melalui gelombang radio AM 756 Khz, akan tetapi di seluruh indonesia yang ada jangkauan Flexi nya maka langsung bisa call ke *55*210756 dengan tarif Rp 300,- saj per jam atau melalui satelit dengan media parabola dan tentu saja untuk seluruh dunia dengan jangkauan internet bisa melalui radio atau TV streaming....Demikian semoga bermanfaat.-

Rodja TV dan Radio Rodja Via Satelit                                   Radio Flexi


  • Nama: Satelit Palapa D                                                Dengan cara mendial ke nomor *55*210756
  • Frekuensi: 3632 MHz
  • Polaritas: Horizontal
  • Symbol Rate: 9921 KHz                                              Radio Rodja
  • Video Pid: 106
  • Audio Pid: 107                                      
  • PCR Pid: 106                                                             * Audio Pid: 110  
                                                                                            * Video Pid: 109
newer post

Selasa, 12 Juni 2012

Sebab-sebab penghapus dosa

0 komentar

Sebab-sebab penghapus dosa

Syaikhul islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu mengatakan:
"Dosa-dosa itu akan mengurangi keimanan. Jika seseorang hamba bertaubat Allah azza wa jalla akan mencintainya. Derajatnya akan di angkat di sebabkan taubatnya.

Sebagian salaf mengatakan: Dahulu setelah nabi dawud alaihissalam bertaubat keadaannya akan lebih baik di bandingkan sebelum terjatuh dalam kesalahan. Barangsiapa yang di takdirkan bertaubat maka dirinya seperti yang di katakan oleh said bin jubair,"Sesungguhnya seseorang hamba yang melakukan amalan kebaikan bisa jadi dengan amalan kebaikannya itu akan memasukkannya dalam neraka. Bisa jadi pula orang yang melakukan amalan keburukan akan tetapi membawa dirinya ke dalam surga. Hal itu karena ia membanggakan amalan kebaikannya, Sebaliknya, hamba yang terjatuh dalam keburukan membawa dirinya untuk meminta ampun kepada Allah azza wa jalla, kemudian Allah azza wa jalla mengampuni kesalan-kesalannya".

Telah di sebutkan dalam hadits yang shahih bahwa nabi muhammad shallahu alaihi wa sallam telah bersabda yang artinya "amal-amal seseorang hamba tergantung amalan-amalan yang di kerjakan pada akhir kehidupannya"

Sesungguhnya kesalahan/Dosa seorang mukmin akan di hapuskan dengan delapan sebab, sebagai berikut:
1.Bertaubat kepada Allah azza wa jalla kemudian Allah azza wa jalla mengampuninya. Karena seseorang yang bertaubat dari sebuah dosa
2.Meminta ampun kepada allah kemudian Allah mengampunkannya
3.Mengerjakan amalan-amalan kebaikan karena amalan kebaikan akan menghapus amalan kejelekan
4.Mendapatkan doa dari saudara-saudaranya yang beriman. Mereka memberikan syafaat kepadanya ketika masih hidup maupun sudah meninggal
5.Mendapatkan hadiah pahala dari amalan-amalan saudaranya yang beriman agar Allah azza wa jalla memberikan manfaat kepadanya
6.Mendapatkan syafaat dari nabi shallahu alaihi wa sallam
7.Mendapatkan musibah-musibah dunia ini yang akan menghapus dosa-dosanya
8.Mendapat rahmat dari Arhamurrahimin...Allah azza wa jalla
9.Mendapatkan ujian di alam barzakh yang akan menghapus dosa-dosanya
10.Mendapatkan ujian di padang mahsyar pada hari kiamat yang akan menghapus dosanya

Barangsiapa yang tidak memiliki salah satu sebab tersebut maka yang bisa menghapuskan dosanya..janganlah ia mencela kecuali kepada dirinya sendiri....sebagaimana Allah azza wa jalla berfirman yang artinya "Wahai hamba-hambaku sesungguhnya ini adalah amalan-amalamu. Aku menghitungnya untukmu dan Aku membalsnya untukmu. Maka barangsiapa yang mendapatkan kebaikan hendaklah ia memuji Allah dan barang siapa yang mendapatkan selain daripada itu maka janganlah ia mencela kecuali kepada dirinya sendiri"

(Diambil dari risalah tuhfatul 'iraqiyah fi a'mail qalbiyyah hal.32-33...syaikhul islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu)

dinukil dari: http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=911
newer post

Senin, 11 Juni 2012

Pakai jam tangan kanan / di kiri

0 komentar

Memakai jam tangan di kiri atau di kanan?

Ketika jam tangan muncul pertama kali di kenal orang-orang memakainya di tangan sebelah kiri dengan maksud agar tidak ada sesuatu pun di tangan kanannya yang akan mengganggu geraknya. Pada umumnya gerakan tangan kanan lebih banyak daripada tangan kiri sehingga orang-orang pun memakainya di tangan kirinya supaya lebih leluasa dalam bergerak. Selain itu tangan kanan sering di gunakan untuk beraktifitas sehingga jam tangan di khawatirkan jam tangan bisa rusak jika di gunakan di tangan kanan misalnya terbentur sesuatu. Sehingga orang-orang lebih suka menggunakan jam tangan di sebelah kiri.

Ada sebagian orang yang menyangka bahwa yang terbaik dan lebih utama mengenakan jam tangan di sebelah kanan mengingat banyak dalil yang menunjukkan anjuran untuk mengutamakan tangan kanan. Akan tetapi sangkaan ini tidaklah benar karena ada hadits yang menunjukkan bahwa nabi memasang cincinnya di tangan kanan. Dan terkadang beliau dan kadang beliau memasang cincinnya di tangan kiri. Boleh jadi mengenakan cincin dengan jari tangan kiri itu lebih utama agar tangan kanan bisa dengan mudah melepas cincin jika di perlukan.

Kembali pada masalah jam tangan kita bisa menyamakannya dengan cincin. Sehingga tidak ada kelebihan tangan kanan ataupun tangan kiri dalam mengenakan jam tangan. Ada kelonggaran dalam masalah ini. Kita boleh mengenakan jam tangan di sebelah tangan kanan dan boleh juga di tangan kiri.(lihat fatwa Syaikh Ibnu Utsaimin dalam syarah Riyadhus Shalihin Cetakan Dar Wathan juz 7 halaman 184).

lihat   di...http://maramissetiawan.wordpress.com

Syukron...Jazakallahu khoir...
newer post

Menyoal Tanda Hitam di Dahi

0 komentar

Tanda hitam di dahi

Nabi pernah mengajari tata cara shalat yang benar.Diantara yang beliau ajarkan nabi bersabda.

إِذَا سَجَدْتَ فَمَكِّنْ لِسُجُودِكَ

"Jika engkau sujud maka berilah tekanan pada sujudmu"(HR.Abu daud no.589 dari rifa'ah bin rafi' dinilai hasan oleh al-Albani)

عَنْ أَبِى حُمَيْدٍ السَّاعِدِىِّ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا سَجَدَ أَمْكَنَ أَنْفَهُ وَجَبْهَتَهُ مِنَ الأَرْضِ وَنَحَّى يَدَيْهِ عَنْ جَنْبَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ

"Dari abu humaidi as-saidi.Sesungguhnya jika nabi bersujud menekan hidung dan dahi beliau di tempat sujud,menjauhkan kedua tangannya dari lambungnya dan meletakkan kedua telapak tangannya sejajar dengan  kedua bahunya(HR.Tirmidzi no.270. Hadits ini dinilai sebagai hadits hasan oleh Tirmidzi dan di nilai shahih ole Al-Albani)

Tentang dua hadits di atas al-Albani mengatakan 
"Hadits di atas menunjukan bahwa yang di maksud meletakkan dahi ketika sujud tidak cukup hanya dengan menyentuhkan dahi di tempat sujud. Yang benar ada memberikan beban kepala dan leher pada tempat sujud sehigga dahi itu dalam posisi yang kokoh di tempat sujud. Artinya jika orang yang shalat tersebut bersujud di atas kapas atau rumput maka orang tersebut wajib menekankan kepalanya sehingga benda yang menjadi tempat tertekan karenanya dan seandainya tangan orang tesebut di letakkan di bawah benda tadi maka akan ada bekas di tangan. Jika tata cara sujud seperti ini tidak di lakukan maka sujud tersebut adalah sujud yang tidak sah menurut pendapat yang paling kuat dalam pandangan para ulama yang bermadzhab syafii.

Imam Haramain berkata,"Menurutka sujud itu cukup dengan menempelkan kepala dan tidak perlu ditekankan bagaimana pun bentuk tempat sujud ".

An-Nawawi (3/423)  berkata,"yang sesuai dengan madzhab syafii adalah pendapat pertama (yaitu kepala harus di tekankan ketika bersujud). Inilah pendapat yang di pilih oleh syaikh Abu Muhammad Al-Juwaini,penulis kitab at-tammimah dan penulis kitab At- Tahdzib"

Kukatakan bahwa harus di tekan, itulah pendapat yang benar karena memilih pendpat Imam Haramain di atas berarti tidak mempratekkan menekan yang terdapat dalam hadits. Tentu hal ini tidak di perkenankan sebagaimana bisa kita ketahui dengan jelas "(Ashlu Shifat Shalat Nabi 2732-733)
Bedasarkan uraian di atas jelaslah bahwa yang dimaksud dengan menekan dahi dan hidung ketika bersujud adalah kebalikan dari sekedar hanya menempelkan. Oleh karena itu mempratekkan hal ini tidaklah menyebabkan timbulnya noda di hitam di dahi apalagi noda hitam di hidung.
Nabi shallahu alaihi wa sallam dan khulafaur rasyidin adalah orang yang paling paham dan menerapkan ketentuan ini dalam shalat yang mereka lakukan. Namun fakta membuktikan bahwa tidak ada sama sekali noda hitam di dahi-dahi mereka...wallahu a'lam..  
newer post
newer post Home